<!--[if gte mso 9]>
Sore itu,Ana tengah sibuk menenteng kopernya dan mencari alamat rumah yang tertera di secarik kertas,Jl.Wahid Hasyim kompleks A2 no 23.Setelah berputar mengelilingi kompleks,akhirnya Ana menemukan rumah tersebut,sempat Ana tidak percaya karena rumah yang dia cari begitu megah bagai istana.Dengan ragu,Ana meminta satpam rumah itu untuk membukakan gerbang dan menanyakan apakah benar ini rumahnya Ibu Ita?Setelah mengiyakan pertanyaan Ana,Ana melangkah masuk dan mengetuk pintu rumah tersebut.
“Tok,tok!”Terdengar suara ketukan pintu
“Assalamualaikum!”Sapa Ana
“Waalaikumsalam.”Terdengar jawaban salam dari dalam rumah
“Ini Ana ya?”Tanya seorang ibu yang masih terlihat muda yang ternyata si pemilik rumah megah ini.
“Iya Tante.Kok Tante tau?”Jawab Ana sambil menyunggingkan senyum
“Ibu kamu barusan telpon Tante,Katanya kamu datangnya sore.Ayo masuk.”
Ana memasuki rumah megah itu dan terperangah melihat isi dari rumah itu,tampak barang-barang mahal yang Ana yakin harganya pasti selangit.Rumah itu tampak sepi seperti tak berpenghuni.Di ruang tamu yang luasnya 2X luas ruang tamu rumah Ana terpampang foto keluarga yang dicetak dengan ukuran besar.Di foto itu terdapat foto Tante Ita,suami Tante Ita,dan dua orang anak Tante Ita satu cewek,yang satunya lagi cowok.Yang cewek begitu cantik sedangkan yang cowok yahh begitu tampan.
“Duduk dong An.”Perintah Tante Ana
“Eh iya Tan.Makasih.Rumah Tante kok sepi ya?”Tanya Ana sedikit berhati-hati
“Ya begitulah rumah ini.Sepi.Suami Tante bekerja di pelayaran dan pulangnya setahun sekali,anak Tante yang pertama bernama Alena,dia kuliah di Harvard sedangkan yang kedua bernama Alan,dia masih SMA sama seperti kamu.Sekarang dia sedang libur ke tempat neneknya di SoloBesok juga sudah pulang.”Jelas Tante Ana
“Ohhh.”Ana ber oh ria
“Makanya,Tante nyuruh kamu buat tinggal disini.Supaya ada yang nemenin Tante.”
“Makasih Tante.”
“Ya sudah Ana.Tante mau ke butik dulu,nanti Bi Ijah yang nganterin Ana ke kamar.”
“Iya Tante,makasih.”
Bi Ijah mengantar Ana ke kamarnya,kamar Ana bersebelahan dengan dua kamar anak Tante Ita di lantai atas.Di sekitar kamar terdapat karpet berwarna biru dengan gambar Nemo,Home theatre,rak buku yang komplit dengan berbagai buku,dan Play Station 3.Ana benar-benar takjub melihat rumah Tante Ita.Setelah memasukkan koper di kamar,Ana turun untuk melihat ke sekeliling rumah.Ana pergi ke halaman belakang,disana terdapat taman dilengkapi dengan Gazebo,kolam renang dilengkapi air terjun mini,dan lapangan bola kecil.Begitu asri dan sejuk dilihatnya.Setelah puas berkeliling rumah,Ana kembali ke kamar dan membereskan barang-barangnya,selesai beres-beres Ana segera mandi.”Segerrrrrrrrrrrrr.”Kata Ana sambil mengguyur air ke tubuhnya.
Esok harinya,Tante Ita pamit pergi ke rumah temannya,dia bilang ada arisan di rumah temannya itu.Biasa lah ibu-ibu,doyan banget arisan dan cerita tentang ini itu.Pantas saja rumah ini sepi.Usai makan pagi,Ana memutuskan untuk jalan-jalan ke Mal.Ana pergi ke Mal untuk membeli beberapa kebutuhan sekolah.Sampai di Mal,Ana memasuki bookstore lalu membeli alat-alat sekolah lalu Ana berkeliling melihat-lihat Novel.Mata Ana tertuju pada Novel Eldest,entah sejak kapan Ana mengincar novel itu,yang jelas setelah Ana menonton Film Eragon.Saat Ana akan mengambil novel itu,tiba-tiba ada tangan lain yang memegang novel Eldest.Ana melirik pada pemilik tangan mulus dengan berjari lentik bak seorang pianis itu,sang pemilik tanganpun yang ternyata seorang cowok cakep melirik Ana.Dengan sigap tangan Ana menarik Novel itu lalu berhasil dia rebut dari cowok cakep tadi,Ana berlari menuju kasir dan membayar semua barang yang di belinya.Keluar dari bookstore,Ana masuk ke bagian Cafe dan duduk di dekat freezer minuman soda,setelah capeknya hilang,Ana membuka freezer itu dan mengambil sekaleng Coca-cola tapi Coca-cola yang di pegang Ana di ambil oleh seseorang di belakangnya.Ana membalikkan badannya dan...dia cowok yang tadi di bookstore.Ana memandangnya heran.
“Gantian gue yang ambil barang lo!Barusan lo udah ambil novel gue.”Kata cowok itu datar
Ana diam,tak menjawab omongan cowok itu.”Konyol banget si.”Gumam Ana lalu Ana kembali mengambil Coca-cola.
“Udah jam 4 sore nih.Gila,lama banget gue di Mal.”Batin Ana sambil ngeloyor pergi dari Mal dan mencegat taksi untuk segera pulang karena teringat ucapan Tante Ita kalo anaknya yang cowok akan pulang.Gak sabar Ana pengin liat anaknya Tante Ita yang cowok itu,kalo di liat dari fotonya sih cakep,aslinya pasti cakep.Sampai di rumah,Ana telah di sambut oleh Tante Ita,Tante Ita menyuruh Ana untuk segera mandi dan untuk secepatnya ke ruang makan karena anak Tante Ita barusan udah pulang.Ana hanya mengangguk dan segera berlari ke lantai dua.Ana keluar kamar dan berlari kecil menuju ruang makan,disana hanya ada Tante Ita.
“Loh,katanya anak Tante pulang.”Kata Ana sambil celingukan
“Dia lagi ambil jus di kulkas.”Jawab Tante Ana sambil menata piring di meja,dengan sigap Ana membantu Tante Ita menata piring di meja.Ketika Ana tengah asik menata buah,Tante Ana menyeletuk.
“Nah,Ana ini anak Tante Ita.Alan.Kenalan dong.”Kata Tante Ita memperkenalkan Alan pada Ana.Ana menghentikan aktivitasnya menata buah lalu melihat pada seseorang di samping Tante Ita,orang yang di samping Tante Itapun menatap Ana.Keduanya sama-sama terperangah dan refleks berkata,”ELO!”
Tante Ita yang melihat tingkah mereka memasang ekspresi bingung.
“Kalian udah saling kenal?”Tante Ita setengah bertanya
“GAK!”Jawab mereka berbarengan
“Kalian kenal dimana?”Tante Ita masih bertanya
“Tadi waktu Alan ke bookstore,Alan ketemu sama dia.Dia yang ngerebut novel yang Alan mau beli.”Kata Alan sambil melirik Ana tajam
“Iya Tante.Tapi Ana gak ngerebut novel Alan kok.”Bantah Ana
“Ya sudah,kalian kok malah ribut.Yang penting kita sekarang makan dulu.”Lerai Tante Ita.Keduanya menurut lalu duduk di dekat Tante Ita,saat mereka mengambil lauk lagi-lagi mereka berebut mengambilnya.Tante Ita yang melihat tingkah mereka sampai harus menghela nafas sejenak.
“Mah,kok dia bisa ada disini sih?”Tanya Alan dengan mulut penuh
“Dia mau tinggal disini nemenin mamah.”Jawab Tante Ita sambil menyendokkan nasi
“Loh?Kan ada Alan yang nemenin mamah.”
“Mamah butuh temen Lan,lagian kamu kan sukanya ngeluyur sendiri sama temen-temen kamu.”
Alan diam tak mengomentari kata-kata Tante Ita barusan.
“Kalo udah makan kalian yang beresin mejanya ya?Sekalian di cuci,kasian Bi Ijah.”Kata Tante Ita lagi sebelum beranjak dari kursi makan.
Ana dan Alan saling memandang dan keduanya mengangguk.
Ana mulai membersihkan meja makan sedangkan Alan beringsut ke dapur untuk cuci piring,terdengar bunyi gaduh disana.Ana yang mendengar bunyi gaduh itu segera menyelesaikan pekerjaannya membersihkan meja makan dan pergi ke dapur untuk melihat apa yang sedang terjadi.Di dapur tampak Alan sedang kebingungan mencuci piring,Ana mendekati Alan dan merebut busa yang sedang di pakai Alan untuk mencuci piring.
“Gelas harus di cuci dulu.Karena gelas yang paling sering di pake.”Kata Ana sambil membilas gelas
“Gue tau,Cuma lupa aja.”Elak Alan
Ana berhenti mencuci piring
“Eh,mau kemana lo?Ini kan belum selese?”Tanya Alan
“Itu kan tugas lo.”Jawab Ana enteng sambil menjulurkan lidah lalu tertawa kecil melihat Alan yang tampak jengkel.
“Ana!!!Cepetan!!!”Teriak Alan dari ruang tamu
“Bentar!”Balas Ana lagi sambil mengikat tali sepatunya
Ana turun ke bawah dan berpamitan paada Tante Ita,Ana dan Alan mencium tangan Tante Ita dan pamit berangkat sekolah.Di tengah jalan mereka terjebak macet.
“Arghhhhh,pake macet lagi.Lo sih!Lelet banget.”Keluh Alan
“Yee,gue kan gak tau kalo mau macet kaya gini.Lagian sekarang kan MOS,kelas 2 masuknya siang.”Ana membela diri lalu menyetel kaset David Archuleta,saat Ana asik medengar lagu David,Alan mengganti lagunya dengan lagu Aerosmith.
“Ih,ngapain di ganti.”Teriak Ana
“Ini mobil gue.Suka-suka gue dong.”Jawab Alan sambil memutar tombol volume
Ana melengos,males banget ngomong sama tu cowok.Cakep si cakep tapi nyebelinnya selangit.Terdengar alunan musik dari Aerosmith,ternyata kaset yang di putar Alan lagu I DONT WANT MISS A THINGnya Aerosmith.Ini lagu favoritnya Ana.Kontan aja Ana tersenyum lalu mulai bernyanyi kecil.Alan melirik Ana yang tengah asik bernyanyi,Ana yang sedang asik nyanyi sepertinya sadar kalo sedari tadi Alan memperhatikan dia.Ana menoleh.
“Apaan si?”Kata Ana salting
“Tadi marah-marah.Gak taunya lo suka juga ma tu lagu.”Kata Alan lagi
“Ini lagu kesukaan gue.Lagian lo gak bilang dulu kalo mo ganti lagu Aerosmith.”
“Yee,ngapain juga pake lapor.Males.”
Ana menatap sebal lelaki di sampingnya itu.Lalu mulai bernyanyi kecil lagi.Keduanya larut dalam diam sambil menikmati lagu Aerosmith itu
Malamnya,setelah selesai makan malam Ana melihat Tante Ita tengah berkemas-kemas di dalam kamar.Ana mendekati kamar Tante Ita dan melangkah masuk namun hanya sampai dekat pintu.
“Tante mau kemana?”Selidik Ana
“Malam ini Tante mau ke Jakarta.Tante harus jemput Papahnya Alan.Sekalian mau liburan selama kurang lebih dua mingguan.Kamu baik-baik ya sama Alan.”Kata Tante Ita sambil merestleting kopernya.
“Alan,nanti kamu harus jagain Ana ya.Hati-hati di rumah.Mamah titipkan Credit Card dan ATM.Jangan di pake buat hal-hal yang gak perlu.”Kata Tante Ita lalu pamit pergi ke Jakarta.
Ana kembali ke kamarnya,Ana merebahkan diri di ranjangnya dan mengambil Novel Eldest yang kemarin di belinya di bookstore.Saat Ana asik membaca,Alan nyelonong masuk ke kamar Ana.Alan melihat Ana lalu dia tersenyum tipis dan menghampiri Ana,Ana yang melihat tingkah Alan agak sedikit takut.Semakin Alan dekat,semakin pula Ana menggeser duduknya.Jarak Ana dan Alan sudah sangat dekat.Alan naik ke ranjang Ana,Ana bersiap untuk lari,tapi tangan Alan menggenggam tangan Ana erat,dan ini membuat Ana jatuh terjermbap ke pangkuan Alan.Segera saja Alan merebut Novel Eldest dari tangan Ana.
“Alannnnnnn!Balikin Novel gue!”Ana berteriak dan mengejar Alan ke kamarnya
“Balikin novel gue!Balikin!”Ana mengejar Alan yang berlarian di sekitar kamar Alan.Ana berhasil menarik kaos Alan,saat Ana merebut novelnya tiba-tiba
“Bleppp.”
Suasana berubah menjadi hening,di tambah lagi karena putusnya aliran listrik yang mendadak Ana merapat pada Alan.Alan yang udah bisa nebak kalo Ana takut gelap berniat untuk menjailinya.Alan bergerak mundur dan berdiri agak menjauh dari Ana.Ana maju selangkah mencari Alan.
“Alann,lo dimana?”Rengek Ana
Sepi.Gak ada yang menjawab.Ana tambah takut,tangannya mencari-cari Alan.Berkali-kali Ana memanggil Alan tapi Alan tidak menyahutnya.Ana mulai menangis,Alan menahan diri untuk tidak tertawa.Perlahan dia maju,setelah tepat di belakang Ana,Alan mendorong tubuh Ana ke ranjangnya.Seketika itu juga,Ana menjerit ketakutan,Alan tetawa terbahak mendengar Ana menjerit.Mendengar suara tawa Alan,Ana berhenti menangis.
“Alan!Lo gila ya!”Teriak Ana lagi
“Abis ekspresi lo lucu.”Kata Alan masih terkekeh geli
Ana mendengus sebal,Alan beringsut duduk di pinggir ranjangnya.
“Minggir,gue mau tidur.”Kata Alan
“Lo aja yang minggir.Gue tidur di kamar lo.”Jawab Ana
“Kenapa?Lo takut?”
“Gak.”
“Ya udah minggir.”
“Iya gue takut.Jadi lo yang pergi ya.”
“Lo tidur aja di bawah.”
“Lo kejem banget si jadi orang.”
“Ya udah kalo lo gak mau.Gue mau tidur.”
Dengan wajah ditekuk Ana turun dari ranjang Alan dan tidur di bawah,Ana bener-bener takut buat berjalan ke kamarnya.Baru saja sepuluh menit,Ana menjerit lagi dan karena suasana gelap,Ana asal-asalan aja nubruk ke ranjangnya Alan.
“Awwww!Apaan lagi si?”Kata Alan
“Gue bener-bener takut Lan.Gue tidur disini aja ya.Lo geseran dikit.Gue janji deh gak bakal macem-macem.”Jawab Ana
Alan tidak menggubris pernyataan Ana,dia menggeser tidurnya dan kembali memasang posisi tidur.Alan menghadap ke kanan sedangkan Ana menghadap ke kiri.Mereka berdua tidur dengan berbagai posisi,awalnya kaki Ana menubruk perut Alan,Alan membalasnya dengan meletakkan kakinya ke kaki Ana,sekarang giliran tangan Ana yang menyentuh leher Alan.Alan diam dan melanjutkan tidurnya.
Pagi menjelang,Alan terbangun dari tidurnya,Alan melihat ke lampu kamarnya yang menyala.Ternyata listirknya udah kembali tersambung.Alan mengucek matanya,dilihatnya Ana yang masih tertidur pulas.Alan tersenyum melihat cara tidur Ana,persis seperti anak kecil,Ana tidur sambil mengulum jempolnya.Alan beranjak dari tidurnya lalu mandi,lima belas menit kemudian Alan selesai mandi dan masuk ke kamarnya untuk berganti pakaian bersamaan dengan itu Ana terbangun.Ana yang masih setengah sadar melihat Alan yang berjalan hanya dengan menggunakan celana pendek sepaha dan handuk yang melingkar di lehernya.Refleks Ana menjerit,”Waaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa!!!!!”
Alan terlonjak kaget dan menatap Ana heran,”Apaan sih lo?Brisikkk!”Bentak Alan
“Apa yang lo lakuin sama gue?”Teriak Ana lagi yang belum sadar juga
Mendengar pertanyaan Ana,terlintas ide gila di pikiran Alan.Alan berjalan mendekati Ana dengan senyum mesum,melihat Alan semakin dekat dengannya,Ana kembali berteriak keras dan membuat Alan mempercepat langkah mendekati Ana.Ana gusar,Alan menarik tubuh Ana dan membungkam mulut Ana dengan handuk yang melingkar di lehernya.Ana meronta minta dilepaskan.
“Alan,lo gila ya.Lepasin gueee!”Teriak Ana.Alan mendekatkan bibirnya ke telinga Ana,dia membisikkan sesuatu ke telinga Ana.Mendengar bisikan Alan,mendadak muka Ana berubah warna.Alan melepas Ana.
“Jadi,lo masih ngira gue ngelakuin yang aneh-aneh sama lo?”
“Sory Lan.Gue gak tau.Maaf ya.”
Alan tersenyum simpul lalu mengucek rambut Ana.
“Ya udah cepet sana mandi,ntar lo telat lagi.”
Ana melirik jam,jam 06.00
“Telatttttttttttttt!”Teriak Ana sambil ngacir ke kamar mandi.
Ana sibuk dengan tugas Geografinya,bayangkan baru aja hari petama pelajaran udah di kasih tugas Geografi,bikin makalah tentang berbagai ekosistem seperti danau,pantai,laut,air tawar,mangrove,terumbu karang,padang lamun,estuari dan selokan.SELOKAN???Kita disuruh cari tau tentang kehidupan selokan?Masa kita harus nulis kalo kehidupan di selokan itu Cuma di isi oleh sampah?Ada-ada saja,Pak Guru Geografiku ini.Sejak pulang sekolah,Ana masih berkutat di depan laptopnya sampai sekarang sudah menunjukkkan waktu jam makan malampun Ana masih saja mengutak-atik laptopnya.Ini dikarenakan,bolak-balik Alan masuk kamar Ana dan mengganggu Ana.
“Ngapain sih lo?Sibuk banget.Emang anak IPS suruh buat penelitian kaya Biologi?”Tanya Alan iseng
Ana mencibir,”Huh,lo kira anak IPA doang yang ada penelitiannya?IPS juga ada.Gue suruh cari materi ekosistem nih.”
“Cuma ekosistem doang sampe berjam-jam gini?Payah lo!”
“Emang lo bisa gitu?”
“Sini gue bantuin cari.Ekosistem apaan?”
“Estuari.”
“Apaan tuh?Baru denger gue.”
“Katanya anak IPA.Masa Estuari gak tau.PAYAH!”
“Sialan lo.Pelecehan tu namanya.”
“Siapa yang ngece duluan?”
Alan tak menggubris omongan Ana,dia malah tambah mengganggu Ana dengan ikut menekan-nekan tombol di keyboard laptop Ana.Ana mencengkram tangan Alan lalu menggigitnya dengan sekuat tenaga.
“Awww.Aduh!”Jerit Alan sambil mengibas-ngibaskan tangannya
“Sukurin lo!”Kata Ana sambil tertawa
“Gila lo ya!Gigi lo itu kaya gigi hamster.”
“Apa?”
“Dasar lo!HAMSTER!”Kata Alan lalu melempar ubur-ubur jeli ke jidat Ana.Dengan geram Ana menyeret Alan keluar dari kamar dan mengunci pintu kamarnya.
Berhubung Ana kebagian bikin makalah Estuari,Ana harus lebih hati-hati dalam mengisi berbagai pengetahuan di dalamnya.Ana mencari arti dari berbagai istilah penting agar jika salah satu temannya ada yang bertanya,Ana mampu menjawab.Setelah meneliti berkali-kali isi makalahnya,barulah Ana memprint hasil makalah tersebut.Ana membuka pintu kamarnya lalu berjalan ke kamar mandi,lima belas menit kemudian Ana keluar kamar mandi dengan mengenakan baju tidur.Sampai di kamar,Ana melihat Alan tengah mencari sesuatu di laci meja Ana,lantas Ana mendekati Alan.
“Eh,ngapain lo di kamar gue.”Kata Ana
“Mau cari Eldest.”
“Bukan disitu,minggir,biar gue aja yang cari.”
Alan menggeser tubuhnya dan duduk di kursi belajar Ana,terdengar suara Alan yang tengah menyruput Kopinya.Ana kembali ke meja belajarnya seraya membawa Novel Eldest.Alan merebut Novel itu dari tangan Ana,tapi Ana kembali merebutnya dari tangan Alan.
“Apaan si?”
“Ada syaratnya?”
“Apa lagi?”
“Pijitin pundak gue.”
“Apa?Ogah.”
“Ya udah kalo gak mau.”Kata Ana sambil berbalik untuk menaruh novel itu di rak,Alan mencengkram tangan Ana,Ana berontak,lalu kembali menggigit tangan Alan.Sekarang gantian Alan yang berontak tapi Ana tetep menggigit tangan Alan,ini membuat kopi yang ada di cangkir tumpah dan mengenai makalah geografi Ana.Ana melepas gigitannya dan mengambil makalahnya.
“ALANNN!”
“Apa?”
“Malah tanya lagi.Gara-gara lo,tugas gue jadi berantakan kaya gini.”
“Eh,ini semua gara-gara lo.Kalo lo gak aneh-aneh sama gue.Gak mungkin lah hasilnya kaya gini.”
“Lo kudu ganti.”
“Ganti aja sendiri”Kata Alan sambil ngeloyor pergi dari kamar Ana.Ana sebal melihat tingkah Alan yang suka seenaknya sendiri,terpaksa Ana membuat lagi makalahnya.Dengan terkantuk-kantuk Ana terus mengetik isi makalahnya,Ana sudah tidak mampu menahan kantuknya.Diapun tertidur di atas meja belajarnya.
Keesokan harinya,Ana bangun,setelah mandi dia melangkah gontai ke ruang makan.Di liriknya Alan yang tengah menikmati santap paginya dengan setangkup roti tawar dengan selai coklat.Ana jengkel,merasa di lihat Ana,Alan balik menatap Ana lalu melengos dan beranjak dari ruang makan.Selesai makan,Ana kembali ke kamarnya dan memeriksa kembali isi tasnya dan...apa yang di lihat Ana?Ana menemukan makalah geografinya telah selesai.Ana sempat bingung bagaimana makalahnya udah selesai dengan hasil yang sempurna kaya gini padahal semalam Ana ketiduran.Setelah berpikir panjang,akhirnya Ana tau siapa yang mengerjakan makalahnya.Pasti Alan.Ana segera turun ke bawah,setelah berpamitan dengan Bi Ijah,Ana berlari dan masuk ke mobil Alan.Tanpa basa-basi,Ana berterimakasih pada Alan.
“Thanks ya Lan.”Kata Ana tulus
Alan tersenyum
“Untuk?”Tanya Alan
“Lo udah bantu gue nyelesein makalah ini.Gue pikir lo gak bakal bantu gue.”
“Niatnya sih gue males bantuin lo.Tapi karena gue Pangeran yang baik hati jadi gue bantuin deh.”
“Idih.Nyebelin banget sih lo.”
Lagi-lagi Alan tersenyum.
“Nanti gue jemput.”Kata Alan setelah sampai di gerbang sekolah Ana.Ana membalasnya dengan mengacungkan satu jempolnya.
Bel pulang sekolah berbunyi,Ana lupa kalo hari ini Alan akan jemput Ana di sekolahnya.Ana malah pulang duluan naik angkot.Di saat yang bersamaan,Alan tengah menunggu Ana di gerbang sekolah hampir setengah jam Alan berdiri disana.Alan memutuskan untuk pulang,karena Alan sudah begitu lelah.Tiba di rumah,Alan melihat Ana yang sedang santai menonton TV.
“Heh,lo punya otak gak sih?”Bentak Alan
Entah kenapa saat melihat ekspresi Alan yang begitu marah pada Ana,Ana merasa takut.Ana hanya menunduk.
“Sorry Lan.”
“Sorry-sorry.Kalo lo gak mau gue jemput gak masalah.Cuma lo mikir dong,gue setengah jam nungguin disana dengan keadaan laper.Tapi lo malah udah pulang.”
“Gue bener-bener lupa.”
“Kenapa lo gak kasih kabar?”
“Gue gak punya nomor Hp lo.”
Mendengar jawaban Ana,Alan terperangah tapi dia terlanjur marah sama Ana,Alanpun pergi meninggalkan Ana dan melangkah cepat ke kamarnya lalu membanting pintu dengan keras.”Brakkk.”Ana yang melihat itu semua terus di hantui perasaan bersalah,Ana mengetuk pintu kamar Alan pelan dan berusaha meminta maaf.
“Alan!Maafin gue dong!Please!”Ana memohon
Tak terdengar jawaban dari dalam,Ana terus meminta maaf pada Alan hingga akhirnya Ana menyerah,Ana pergi ke kamarnya dengan wajah murung.Dia benar-benar takut Alan membenci dirinya.
Sudah satu minggu,Alan dan Ana saling diam,mereka seperti tidak pernah kenal satu sama lain.Berulang kali Ana meminta maaf,tapi Alan tak pernah menggubrisnya.Ana seperti di anggap angin lalu oleh Alan.Hari ini Alan pergi les kimia,biasanya dia pamit pada Ana,berhubung Alan masih marah sama Ana,Alan hanya pergi begitu saja.Tapi hari ini sepertinya Alan berubah pikiran,dia mendekati Ana.
“Gue pergi les kimia.”Kata Alan pendek
Ana menatap Alan,seolah tak percaya dengan apa yang di dengarnya barusan.
“Lo udah maafin gue?”Tanya Ana penuh harap
“Gue bakal maafin lo kalo lo mau ngelakuin suatu hal buat gue.”
“Apapun.”
“Bersihin kolam renang gue.Ganti airnya.Biasanya gue yang bersihin,tapi berhubung gue les jadi lo yang kudu bersihin.”
Ana mengangguk dengan penuh semangat,akhirnya Alan mau memaafkan Ana.Ana sendiri juga bingung kenapa dia sebegitu ngototnya minta Alan memaafkan dia.Ana berjalan ke halaman belakang,saat melewati ruang makan Ana melihat buku catatan tergeletak di meja makan,Ana mengambil buku catatan itu.Ternyata buku catatan Alan,di buku itu tertera tulisan “LES KIMIA”.Berarti buku les Alan tertinggal,kasian banget.Ana berniat mengantarkan buku itu tapi Ana tidak tau dimana tempat les Alan.Ana kembali ke ruang tengah dan membuka-buka phonebook yang di simpan di dekat telpon rumah.Ana mencari-cari alamat tempat les Alan dan horeeee,ketemu.Ana bergegas mengganti pakaiannya dan pergi ke tempat les Alan,berhubung jaraknya tidak terlalu jauh Ana memilih berjalan kaki.Di tengah jalan,tiba-tiba hujan deras mengguyur jalanan,Ana yang sedang berjalan ke tempat les Alan berhenti sejenak untuk berteduh.Ana meminta tas plastik pada seorang penjual sayur.Ana memasukkan buku Alan dan kembali berlari menyusuri jalan,akhirnya sampai juga Ana di tempat les Alan.Ana menitipkan buku Alan pada salah satu teman Alan yang juga les disana.
Di saat itu juga,Alan tengah bingung mencari dimana buku lesnya,dia mengadu-aduk isi tasnya,menumpahkan semua barang yang ada dalam tasnya tapi hasilnya nihil.Teman Alan yang dititipkan buku lesnya dari Ana menghampiri Alan.
“Lan,nih buku les lo.”Kata teman Alan sambil menyerahkan buku les Alan
“Wah kok bisa ada sama lo.’Jawab Alan sedikit heran
“Tadi ada anak cewe dateng kesini nganterin buku lo.”Kata teman Alan lagi
“Oh..Thanks ya.”Kata Alan sambil mencermati kata-kata temannya barusan
“Ada cewek kesini?Siapa ya?Atau jangan-jangan Si Hams itu lagi.Tapi darimana dia tau gue les disini.”Batin Alan.
Sepulangnya dari tempat les Alan,Ana masuk ke kamar mandi untuk berganti pakaian,namun belum lima menit di kamar mandi,Ana sudah keluar lagi masih dengan keadaan basah kuyup.Ana teringat perintah Alan tadi sebelum les,Alan menyuruhnya menguras kolam renang.Ana segera menguras kolam renang itu,tak di gubrisnya hujan lebat yang terus mengguyur Ana.Tubuh Ana mulai terasa lemas,karena kedinginan lagipula Ana belum sempat makan dari pulang sekolah padahal Bi Ijah sudah menawarinya makan,tapi Ana tetap bersikukuh ingin membersihkan kolam renang.
“Non,nanti sakit.Istirahat dulu.”Teriak Bi Ijah diantara hujan lebat itu
“Nanti saja Bi.”Balas Ana dengan suara tersengal
Ana merasakan tubuhnya semakin lemas,Ana sudah tak kuat lagi,tiba-tiba Ana jatuh pingsan.Saat Alan pulang,Alan berlari ke kamar Ana tapi tidak ada siapa-siapa di kamar Ana.Alan kembali ke lantai satu dan menemui Bi Ijah.
“Bi,Ana kemana?”Tanya Alan sedikit khawatir
“Barusan Nenk Ana sedang menguras kolam renang.Kasian Nenk Ana,Den.Setelah hujan-hujanan ke tempat les Den Alan,Nenk Ana langsung menguras kolam renang tanpa henti,Bi Ijah udah suruh Nenk Ana makan tapi Nenk Ana gak mau.”Jelas Bi Ijah
Mendengar penjelasan dari Bi Ijah,secepat mungkin Alan pergi ke halaman belakang.Di pinggir kolam renang,tampak seseorang tergeletak.Alan menghampiri Ana dan membawa Ana ke gazebo.Alan menepuk-nepuk pipi Ana dan mengguncang tubuh Ana,tapi Ana tak kunjung sadarkan diri.Akhirnya Alan membawa Ana ke kamarnya,Alan menyuruh Bi Ijah menggantikan pakaian Ana dan menyiapkan makan untuk Ana.Alan geming melihat Ana yang terkulai lemas di ranjangnya.Alan menggigit-gigiti jarinya,dia merasa begitu bersalah.Tak pernah menyangka Ana akan berbuat seperti ini demi mendapatkan maaf darinyaAlan mengusap dahi Ana,begitu panas.Alan segera menghubungi dokter.
“Bagaimana keadaannya Dok?”Tanya Alan setelah Ana di periksa oleh dokter
“Dia hanya demam.Ini resepnya,dia juga perlu makan yang teratur.”Kata Dokter sambil menyerahkan resep pada Alan
“Terimakasih Dok.”Kata Alan
“Ya sama-sama.”Jawab Dokter itu dan keluar dari kamar Ana di buntuti oleh Alan.Alan pergi ke apotek untuk menebus obat Ana.Sepulangnya dari apotek,Alan kembali masuk ke kamar Ana.
“Maafin gue Na.Gak nyangka lo bisa berbuat senekad ini.”Kata Alan lirih
Dipandanginya wajah Ana,wajah itu begitu pucat.
“Ayo bangun Na.Gue kangen sama lo.Gue kangen pengin liat gigi hamster lo waktu lo ngomong.Gue kangen berantem sama lo.”Kata Alan nyaris berbisik.
Alan menggenggam tangan Ana erat,ternyata Alan mulai menyayangi Ana.Dia tidak pernah menyadari kehadiran Ana telah masuk ke dalam hidupnya.Ana lah yang membuat hidup Alan semakin berwarna,sosok Ana yang begitu kekanak-kanakkan namun ceria membuat Alan betah tinggal di rumah.Ana juga membawa kebahagiaan pada hidupnya.Alan teringat saat-saat mereka tertawa bersama,saat mereka berantem,saat mereka marah,Alan memang sering menjaili Ana tapi tak sepenuhnya jail.Dia sayang Ana.Sangat sayang.Tiba-tiba tangan Ana bergerak,Alan menatap Ana lalu tersenyum.
“Lo,udah sadar Na.”Kata Alan girang
Ana hanya menatap Alan datar,wajahnya masih pucat.Lalu mata Ana menyapu ke seluruh kamar.Sinar di mata Alan meredup saat melihat wajah Ana yang tampak biasa saja.
“Na,kenapa lo diem aja?Lo marah sama gue?Silahkan Na,lo boleh marah kok sama gue.Tapi gue mohon lo harus sehat,lo harus jadi Ana yang gue kenal gak kaya gini.”Kata Alan penuh sesal.Mendengar omongan Alan,Ana sedikit menyungginggkan senyum.
“Lo jangan buat gue kaya gini dong.Please,maafin gue.Oke,kemarin gue sempet diem sama lo,tapi gue gak berniat buat lo kaya gini,gue juga gak nyangka kalo lo bakal nekad kaya gini.”Kata Alan lagi dengan wajah yang serius.
“Ayo minta maaf.”Kata Ana pelan sambil mengulurkan tangannya
Alan menatap Ana,dia menyambut uluran tangan Ana.Terasa hangat.Ana kembali tersenyum,Alanpun membalas senyum Ana.
“Lo gak boleh berbuat bodoh kaya gini lagi.”
“Lo yang bodoh.Kalo lo terus ngomongin ini,gue cabut permintaan maaf dari lo.”
“Iya deh gak lagi-lagi.Jadi lo maafin gue.”
“Gak!Tapi gue mau bunuh lo.”
“Serius dong An!”
“Gue serius!Ya gak lah.Udah ah gue mau tidur,lo sanah tidur.”
“Gue mau tidur disini.Jagain lo.”
“Gak boleh.”
“Dulu kan lo gue ijinin tidur di kamar gue.Gantian dong.”
Ana hanya membalasnya dengan senyuman.Ana memejamkan mata,Alan tidur di kursi dengan kepala menyandar ke ranjang Ana,lalu Alan mulai terlelap.Saat Alan terlelap,Ana kembali membuka matanya,menatap Alan.Ana berusaha bangkit dan menyelimuti tubuh Alan dengan selimutnya.Ana kembali ke ranjang,dia tidur dengan posisi menghadap ke wajah Alan.Ke dua insan itupun kembali terlelap.
Alan terbangun dari tidurnya,dia mendapati Ana tidur tanpa selimut,tubuhnya meringkuk kedinginan.Alan melihat selimut yang menempel di punggungnya,segera saja Alan menyelimuti Ana.Alan keluar dari kamar Ana,hari ini Alan akan membawa Ana jalan-jalan.Mungkin Alan juga akan mengutarakan perasaannya.Setelah semua beres,Alan menyuruh Ana untuk segera bersiap-siap.
“Emang mau kemana sih?”Tanya Ana setelah bersiap-siap
“Ikut gue.”Kata Alan sambil menarik tangan Ana keluar dan masuk mobilnya,Ana hanya diam membuntuti Alan.Alan menutup mata Ana dengan penutup mata,Ana yang ingin sekali bertanya ada apa sebenarnya,mengurungkan niatnya bertanya.Sepertinya Alan tak akan memberi Ana jawaban.Mobil Alan berhenti di suatu tempat,Alan menggandeng tangan Ana turun.Akhirnya sampailah mereka berdua di puncak bukit kecil,disana terdapat taman kecil dan kolam ikan.Alanpun sudah menyuruh seseorang untuk menyiapkan satu set tempat makan untuk dua orang.Alan menyuruh Ana berdiri menghadap ke arah danau yang tampak begitu biru dan bangunan gedung dan rumah yang sangat kecil,menciptakan panorama yang mempesona.Alan melepas penutup mata Ana.Ana membuka matanya dan tampak terkejut,dia benar-benar terpesona dengan apa yang dia lihat.Setelah puas menikmati sejuknya danau.Alan mengajak Ana duduk di kursi yang telah di siapkan,di lengkapi dua porsi ice cream banana split untuk Alan,dan coklat vanilla chip untuk Ana.
“Wahh,asikk.Es krim.”Ana bersorak girang,dia segera duduk dan siap melahap es krimnya,tapi Alan mencegahnya.
“Ada apa?Ini buat gue kan?”Tanya Ana
“Gue mau kasih sesuatu.”Jawab Alan sambil merogoh saku celananya,Alan menyodorkan sebuah kotak kecil dan menyerahkan pada Ana.
Ana membukanya dan di dalam kotak kecil itu ada cincin emas putih yang di dalam cincin itu terukir namanya,dengan di hiasi mutiari berwarna biru kristal.Ana terperangah melihat cincin cantik itu.Alan mengambil cincin itu dan meraih tangan Ana.Di masukkannya cincin itu ke jari manis Ana.
“Lan?Ini maksudnya apa?”
“Maaf,gue gak bisa kasih lebih.”
“Bego!Ini bagus banget tau.”
“Lo suka?”
“Ya iyalah.Kalo jelek ngapain gue terima.”
“Gue cinta lo.”Kalimat itu tiba-tiba meluncur begitu saja dari mulut Alan.Alan melengos dan berjalan membelakangi Ana.
“Love you too.”Kata Ana singkat sambil terus menatap cincin itu.Langkah Alan terhenti,dia berbalik mendekati Ana.
“Serius?”
“Gak pernah gue seserius ini.”
Alan tersenyum senang,dia mencondongkan tubuhnya berniat untuk mencium pipi Ana,tapi sayang Ana tau gelagat Alan yang mencurigakan.Ana mengambil banana split Alan dan menyodorkannya tepat di pipi Alan.
“Mau apa lo?”Kata Ana galak
“Idih,galak banget nona Alan.”
Ana hanya bisa menyunggingkan senyum dan mulai melahap coklat vanilla chipnya.
“Oh ya ada satu lagi.”Kata Alan lalu menyerahkan sebuah bingkisan yang cukup besar
“Buka aja.”Alan menambahkan.Ana membuka bingkisan itu dan isinya adalah boneka hamster berukuran besar berwujud hamtaro.
“Hamster?”Ana berkata heran
“Iya.Soalnya lo mirip hamster,kalo gigit sakit.”Alan berterus terang
“Alannnnnnnnnnnnnnnnn!!!”Teriak Ana
Alan berlari meninggalkan Ana yang akan memukulnya.
“Tuhan,semoga gadis yang ada di hadapanku saat ini adalah malaikat yang akan tercipta untukku”